RencanaPresiden Jokowi menemui dua presiden negara yang sedang berperang mendapat tanggapan dari pengamat asing dan terutama media internasional. Jokowi dijadwalkan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 29 atau 30 Juni 2022. Jokowi akan menemui dua pemimpin negara itu di tempat terpisah.

Jokowi terlebih dahulu akan menemui Zelensky di Kiev, Ibu Kota Ukraina. Setelah itu, Jokowi dijadwalkan menemui Vladimir Putin di Moskow, Ibu Kota Rusia. Sejumlah media asing cukup intens memberitakan agenda Presiden Jokowi akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat.

Senin (27/6/2022), kantor berita internasional yang bermarkas di London, Inggris itu telah menerbitkan tiga artikel yang menyinggung agenda Jokowi bertemu Putin. Disebutkan aggenda Jokowi menemui Putin kemudian disinggung Reuters saat memberitakan Presiden Rusia akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kali pertama sejak invasi ke Ukraina, yakni ke dua negara di Asia Tengah bekas Uni Soviet. Artikel lainnya dijelaskan bahwa Presiden Jokowi yang pada tahun ini menjabat juga sebagai Ketua G20, akan mendesak Rusia dan Ukraina untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai, dan mencari cara untuk membebaskan ekspor gandum ke pasar global saat dirinya berkunjung ke dua negara tersebut dalam waktu dekat.

Disampaikan pula bahwa, Jokowi adalah salah satu dari enam pemimpin dunia yang sudah ditunjuk PBB sebagai "juara" dari Global Crisis Response Group (GCRG). GCRG dibentuk untuk mengatasi ancaman gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat dari perang di Ukraina. AFP juga turut memberitakan agenda Jokowi bertemu Putin dan Jokowi bertemu Zelensky.

Hal itu dimulai ketika kantor berita internasional yang berkantor pusat di Paris, Perancis tersebut menerbitakan artikel berjudul Indonesian president to meet Zelensky and Putin to urge peace talks pada Minggu (26/6/2022). "Misinya adalah meminta Presiden Zelensky membuka forum dialog untuk perdamaian, membangun perdamaian karena perang harus dihentikan," kata Jokowi dalam konferensi pers di Jakarta sebelum berangkat dalam kunjungan kerja ke Eropa, sebagaimana diberitakan AFP. Kedua pemimpin negara dilaporkan juga akan membahas rantai pasokan makanan yang dianggap Jokowi perlu segera diaktifkan kembali segera.

Dalam media asing Arabnews, diberitakan bahwa misi Indonesia adalah memperjuangkan perdamaian di Ukraina juga berusaha menyelesaikan krisis energi dan pangan global yang sedang berlangsung. Jokowi menyampaikan, pertemuan itu penting untuk mencegah negara negara berkembang dan berpenghasilan rendah jatuh ke dalam kemiskinan dan kelaparan ekstrem. “Perang harus dihentikan dan rantai pasokan makanan global perlu diaktifkan kembali,” ujar Jokowi.

Aljazeera menyorot Jokowi yang akan mengunjungi Ukraina dan Rusia dalam misi perdamaian. Diberitakan bahwa Jokowi akan mendesak rekan rekan Rusia dan Ukraina untuk membuka dialog selama misi pembangunan perdamaian dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memerintahkan gencatan senjata segera. “Perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali,” kata Jokowi sebelum berangkat ke Jerman untuk menghadiri KTT G7.

Jokowi juga mengatakan, dia akan mendorong G7 untuk mencari perdamaian di Ukraina, dan menemukan solusi segera untuk krisis pangan dan energi global. Media asing France24 menyorot kunjungan Jokowi ke Jerman sebagai tamu KTT G7 yang berlangsung pada 26 27 Juni 2022. Diberitakan juga, Jokowi akan pergi ke ibu kota Ukraina Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

"Misinya adalah meminta Presiden Zelensky membuka forum dialog untuk perdamaian, membangun perdamaian karena perang harus dihentikan" ujar Jokowi dalam konpers di Jakarta. Pakar politik internasional yang merupakan Direktur Program Asia Pasifik di Chatham House, Ben Bland, memprediksi upaya Jokowi tak akan memberikan hasil besar. Bland menegaskan bahwa peluang Presiden Jokowi untuk menemukan titik temu antara pemimpin Rusia dan Ukraina sangat minimal.

Namun, ia menegaskan peranan Indonesia terkait masalah Ukraina sangat penting. “Tetapi sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global,” ujarnya dikutip dari Swiss Info, Senin (27/6/2022). Indonesia menganut politik luar negeri, “Bebas Aktif”, yang berarti non blok dan berusaha untuk tetap mandiri.

Menurut Analis Pertahanan Senior dari RAND, Derek Grossmann, negara seperti Indonesia yang dapat membantu dalam permasalahan seperti Ukraina dan Rusia. “Jika kita ingin mencoba dan mencapai semacam negosiasi dan penyelesaian damai, negara seperti itu yang dapat membantu,” katanya. Tetapi sama Bland, Grossman menilai pertemuan Jokowi dengan Putin dan Zelensky hanya akan memberikan kemajuan yang rendah.

Presiden Jokowi dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan Zelensky di Kiev kemudian Putin di Moskow. Pertemuan tersebut akan dilakoni Presiden Jokowi setelah lebih dulu menghadiri pertemuan G7 di Bavaria, Jerman yang berlangsung 26 hingga 28 Juni 2022. Peneliti hubungan internasional Indonesia di University of Queensland, Australia, Dr Ahmad Rizky Mardhatillah Umar mengatakan, Indonesia prihatin tentang bagaimana perang akan mempengaruhi kepresidenan G20, serta energi domestik dan ketahanan pangan.

“Indonesia ingin memastikan bahwa Rusia dan negara negara Barat tidak menjadikan G20 sebagai medan perang untuk memajukan perjuangan mereka,” kata Umar kepada Arab News. Menurut Umar, karena masih belum jelas apa yang akan diusulkan Indonesia kepada Zelensky dan Putin dalam pertemuan mendatang, kunjungan Jokowi tidak mungkin mengubah situasi di Eropa. “Indonesia tidak dalam kapasitas untuk menengahi konflik dan menawarkan solusi jangka panjang dan strategis untuk mengakhiri perang,” lanjut Umar.

Sumber: Swiss Info,/Kompas.TV/Kompas.com

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *